“Harusnya ada pembahasan dulu dengan pimpinan komisi. Ini pembahasannya langsung di tingkat pimpinan dewan. Saya selaku jajaran pimpinan Komisi A tidak pernah diajak bicara,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Amanat Rakyat (FAR), Usep Saefullah juga tetap pada pendiriannya. Ia menilai anggaran sebesar itu sangat berlebihan. Badan anggaran seharusnya mengkaji ulang nominal biaya rehabilitasi agar disesuaikan dengan kebutuhan. Terlebih kondisi ruangan paripurna saat ini masih dikategorikan layak.
“Memang dibutuhkan perawatan ekstra dan peningkatan manajemen pengelolaan. Tapi nominalnya tidak perlu bermiliar-miliar. Kami minta angka yang logis,” kesalnya.
Usep kembali mengingatkan, pemerintah baik legislatif maupun eksekutif, seharusnya lebih peka melihat kondisi masyarakat. Nilai Rp5 miliar untuk memperbaiki ruang paripurna, selayaknya bisa dipotong dan disalurkan untuk kebutuhan mendesak masyarakat. Semisal pemberdayaan petani dan pedagang, serta para korban bencana yang membutuhkan bantuan darurat.
“Perawatan dan perhatian kepada gedung DPRD selama ini juga masih sangat minim. Seharusnya hal itu juga ditingkatkan,” ujar ketua DPD PAN Kabupaten Bogor ini.
Meski F-Partai Demokrat menyetujui rehab gedung Dewan Rp 5
Milyar, namun salah satu anggota Fraksinya Dedi Mulyadi menyatakan bahwa
dirinya juga tidak menyetujui, dan menilai rehab dengan anggaran 5 Milyar itu
menyakiti masyarakat dan dinilai sebagai pemborosan, “saya menyatakan tidak
setuju rehab ruang paripurna dengan anggaran 5 Milyar, masih banyak yang harus
dibangun, ini terkesan pemborosan anggaran,” ujar Dedi
Protes serupa juga dilayangkan Pengamat Politik Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Sofyan Syaf. Kepada media Ia menuturkan, harus ada upaya ketiga fraksi tersebut untuk melakukan manuver bersama publik untuk menolak nominal rehabilitasi. Atau setidaknya ada petisi bersama yang harus dimobilitasi oleh fraksi yang masih lebih memikirkan kondisi rakyat.
“Kalau hanya menolak dari dalam ya susah untuk mematahkan atau membatalkan jumlah nominal rehabilitasi tersebut,” cetusnya
Protes serupa juga dilayangkan Pengamat Politik Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Sofyan Syaf. Kepada media Ia menuturkan, harus ada upaya ketiga fraksi tersebut untuk melakukan manuver bersama publik untuk menolak nominal rehabilitasi. Atau setidaknya ada petisi bersama yang harus dimobilitasi oleh fraksi yang masih lebih memikirkan kondisi rakyat.
“Kalau hanya menolak dari dalam ya susah untuk mematahkan atau membatalkan jumlah nominal rehabilitasi tersebut,” cetusnya
Protes juga dilayangkan
oleh Ketua Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kab. Bogor, M.
Sinwan, "saya menduga ada sekenario terselubung dibalik anggaran rehab
gedung dewan 5 Milyar ini, awalnya kami berharap Ketua Dewan yang
sekarang bisa melakukan efisien terhadap anggaran tapi ternyata malah
jauh dari harapan masyarakat, malah menghambur-hamburkan anggaran, di
daerah Bogor ini masih banyak sekolah yang rusak, tidak punya WC, kok
malah pengen rehab gedung anggaran yang tidak realistis," ujar Sinwan
kesal.
Posting Komentar