Media massa saat ini sedang berada pada masa peralihan karena media cetak dan elektronik mulai memperlihatkan dirinya melalui jaringan internet menuju media "online", kata Sekretaris Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta Masjidi.

"Hal itu disebabkan semakin tahun semakin banyak orang yang mengakses internet," katanya pada lokakarya Kepenulisan Jurnalistik dalam Media Islam bertema "The Power of Islamic Journalism", di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia hampir semua media massa cetak dan elektronik di dunia saat ini telah memiliki versi "online". Artinya semakin banyak orang mengakses internet, maka dunia maya ini semakin menjadi media yang menjanjikan.

"Satu hal yang menarik saat ini adalah `handphone` yang awalnya hanya untuk sekadar mengirim dan menerima SMS serta telepon kini mulai bisa digunakan untuk mengakses internet," katanya.

Ia mengatakan segala kejadian dari seluruh dunia yang ditampilkan melalui internet kini bisa dinikmati hanya dengan mengakses internet melalui "handphone".

Anggota "Peace and Journalism Network" Fajar Iqbal mengatakan pers Islam seharusnya mampu membahasakan Islam dengan bahasa yang dapat diterima oleh masyarakat secara luas.

"Pers Islam harus menyampaikan Islam dengan penuh kearifan dengan memperbanyak aspek kultur atau budaya. Memaknai jurnalisme Islam tidak hanya dilakukan dari media cetak, tetapi juga bisa dari media `online` seperti `Youtube`," katanya.

Menurut dia saat ini media "online" seperti "Youtube" sudah banyak diminati oleh masyarakat, dan pers Islam harus mulai berpikir untuk mewarnai media "online" tersebut dengan hal-hal lain.

"Selain itu, media juga harus bisa melihat dari segala sisi dalam menampilkan berita. Misalnya jika berita yang diangkat adalah masalah konflik, maka tugas reporter bukan hanya mewawancarai pihak yang kontra tetapi juga harus ada pernyataan dari pihak yang pro," pungkasnya.